Yang Tidak Kita Sadari (2)

Published 28 Mei 2017 by Febrianti Ambar N

Ada banyak hal yang memang terjadi tanpa kita sadari. Salah satunya merasa diri lebih baik dibanding orang lain. Merasa paling banyak tahu hanya karena belajar lebih dibanding orang lain. Merasa paling benar karena melakukan segala hal yang kita yakini benar. Sementara, orang lain yang tidak melakukan hal-hal yang kita anggap baik kita sebut tidak lebih tahu, tidak lebih pintar apalagi lebih baik dari diri sendiri. Diri kita menilai dengan seenaknya. Kita meremehkan orang lain hanya karena kita merasa lebih dari mereka.

Padahal bisa saja dimata Tuhan kita tidak jauh lebih baik dengan orang yang selama ini kita sebut tidak baik. Bisa saja orang itulah yang sebenarnya jauh lebih dekat denganNya, tapi lebih mampu menempatkan diri. Lebih mampu merendahkan hati entah di depan manusia maupun Dia. Bisa saja orang itulah yang sebenarnya jauh mengetahui banyak hal, namun lebih pintar menebar kebaikan tanpa perlu diketahui banyak orang. Bisa jadi orang itulah yang hidupnya jauh lebih bermanfaat tanpa kita ketahui apa saja yang telah dilakukannya.

Tapi percayalah, masih ada kesempatan untuk menyadari keburukan yang tidak kita sadari telah menghancurkan diri kita sendiri. Keburukan yang membakar satu demi satu kebaikan yang telah kita perbuat, yang seharusnya mendapat nilai baik dariNya. Karena diri kita yang tidak pandai merendahkan hati, menunduk pada Ilahi. Karena kesombongan yang tidak kita sadari telah menguasai hati dan diri. Sebab kita yang tak sadar telah menuhankan diri sendiri, sehingga merasa jauh lebih baik dibandingkan orang lain. Padahal kita tidak pernah tahu nilai kita di mataNya.

__

Bisa jadi, orang yang kau sebut tidak baik adalah yang lebih bersemangat menjalankan segala bentuk ibadah. Yang lebih dulu datang untuk tarawih, yang tahu dan tidak berlebihan ketika berbuka, yang menyiapkan hartanya khusus untuk bersedekah, yang selalu sigap menegakkan dhuha dan tahajud, yang selalu merasa haus akan ilmu, yang lebih lama dalam bercengkerama denganNya, yang selalu lebih khusyu’ dan mesra bersamaNya, yang lebih bertebaran kebaikan dan kebermanfaatannya. 

Kau tidak pernah tahu, kan? Sebab yang kau tahu hanya sibuk menilai begini dan begitu. Tanpa mau mencari sendiri, tanpa sadar telah merasa diri yang paling baik. 

Malang, 28 Mei 2017 (2 Ramadhan 1438 H)

Tinggalkan komentar